Senin, 30 September 2013

Buatlah 10 pertanyaan tentang bentuk-bentuk lingual

  1. Apa saja syarat untuk menjadi seorang linguis?
  2. Apakah orang yang bisa berbahasa dua atau tiga bahasa disebut seorang linguis?
  3. Apakah drama, cerpen,dan novel termasuk dalam wacana estetik?
  4. Berilah lima contoh bentuk tunggal dan kompleks beserta penjelasannya.
  5. Apakaah ada keterkaitan dari bentuk kata tunggal,bebas,terikat,ultimat?jelaskan dan berikanlah contoh.
  6. Bagaimana cara kita menggunakan wacana fatis dalam kehidupan sehari-hari?
  7. Mengapa kita harus memperlajari bentuk terikat ,bebas , asal , ultimat?
  8. Bagaimana cara membedakan kata asal dan dasar?
  9. Berikan lima contoh kata ultimat .jelaskan.
  10. Apa keterkaitan unsur bertingkat dengan unsur asal?

Sabtu, 28 September 2013

Buatlah 10 pertanyaan tentang konsep morfologi.


  1. Bagaimana kaitan antra morfologi dan fonologi ? jelaskan dan berikan contoh!
  2. Mengapa kita harus mempelajari seluk beluk bentuk kata ?
  3. Bagaimana cara kita mengetahui bahwa suatu kata termasuk dalam morfologi , leksikologi, etimologi, maupun sintaksis  ?jelaskan beserta contoh!
  4. Apakah ada kata dari leksikologi yang tidak dapat dimorfologikan ?
  5. "Burung kakak tua terbang kesana kemari",analisalah kalimat tersebut mana yang termasuk dalam morfologi, etimologi , dan leksikologi ?
  6. Bagaimana cara mengetahui sebuah morfem yang tergolong morfem zero atau bukan ?
  7. Coba jelaskan bagaimana fungsi gramatik dan semantik dalam perubahan bentuk kata/morfologi ?
  8. Apa perbedaan morfem, morf, dan alomorf dalam morfologi ?serta berikan contohnya!
  9. Sebutkan dan jelaskan proses-proses morfologis yang dapat dikatakan sebagai proses pembentukkan kata , beserta contoh!
  10. Wujud morfem adalah abstrak, jelaskan maksud dari pernyataan tersebut dan berikanlah penjelasan dengan contoh!

Kamis, 19 September 2013

Makna Reduplikasi



1.
Banyak (intensitas kuantitatif)
Contoh :
  • Anak-anak bermain di halaman.
  • Kambing-kambing itu makan rumput di lapangan.    
 2. Kumpulan (kolektif) dapat di princi atas dua macam, yaitu;
a). Kumpulan yang sejenis
Contoh:
  • Dedaunan;
  • Pepohonan;
  • Reruntuhan.
b). Kumpulan yang terdiri atas berbagai jenis
Contoh:
  •  Sayur-mayur;
  •  Bunga-bungaan;
·         Daun-daunan.

3.
 Mengeraskan atau menyengatkan
Contoh:
  • Mahal-mahal harga barang-barang di toko itu.
  • Besar-besar dan manis-manis mangga di Probolinggo.
  • Sukar-sukar soal ujian ini.
4. Sungguh-sungguh (intensitas kualitatif)
Contoh:
  • Belajarlah rajin-rajin agar lulus ujian.
  • Berlarilah cepat-cepat agar tidak terkejar olehnya.
5.Menyerupai  atau mirip
Contoh:
  • Ibu membelikan adik mobil-mobilan dan kapal-kapalan.
  • Adik bermain kuda-kudaan.
6. Agak
Contoh:
  • Pada waktu senja pegunungan di ufuk barat tampak biru kemerah-merahan.
  • Warna bajunya kemerah-merahan.
7. Berulang-ulang (intensitas frekuentatif)
Contoh:
  • Karena marah, dia memukul-mukul meja.
  • Para suporter melambai-lambaikan bendera Sang Merah Putih.
8. Resiprokal
Contoh:
  • Kedua anak itu tolong-menolong
  • Kita wajib hormat-menghormati dan harga-menghargai hak-hak orang lain.
  • Dalam perkelahian itu mereka berpukul-pukulan.

9.
Menyatakan makna penegasan atau penekanan
Contoh
  • Saya-saya saja yang disuruh membersihkan papan tulis.
  • Kamu-kamu juga yang dapat hadiah.
10. Kata kerja berkonfiks ber-an seperti berlarian, berdatangan, beterbangan, berguguran, menyatakan ‘makna pelaku perbuatan yang banyak’. Kata kerja seperti itu menghandaki pelaku yang banyak juga.
Contoh:
  • Anak-anak itu berlarian.
  • Tamu-tamunya sudah berdatangan.
11. Pengulangan kata benda seperti orang-orang, guru-guru, siswa-siswa, masalah-masalah, menyatakan makna banyak. Karena  itu, kata ulang itu tidak boleh didahului oleh kata yang bermakna jamak.Contoh:
Salah
Benar
Banyak orang-orang
Para guru-guru
Semua siswa-siswa
Berbagai masalah-masalah
Daftar nama-nama
Banyak orang
Para guru
Semua siswa
Berbagai masalah
Daftar nama

Ciri-Ciri Reduplikasi

1. Menimbulkan makna gramatikal
2. Terdiri lebih dari satu morfem
3. Selalu memiliki bentuk dasar ; dan
   4. Pengulangan pada umumnya  tidak mengubah golongan kata atau kelas kata. Apabila suatu kata ulang berkelas kata benda, bentuk dasarnyapun berkelas kata benda. Apabila kata ulang itu berkelas kata kerja, bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja.
Kata Ulang
Bentuk Dasar
Berlari-lari (kata kerja)
Gedung-gedung (kata benda)
Sayur-sayuran (kata benda)
Berlari (kata kerja)
Gedung (kata benda)
Sayur (kata benda)

5. Arti bentuk dasar kata ulang selalu berhubungan dengan arti kata ulangnya. Ciri ini sebanarnya untuk menjawab persoalan bentuk kata yang secara fonemis berulang, tetapi bukan merupakan hasil proses pengulanagn.

Contoh:
·         Bentuk undang bukan merupakan bentuk dasar dari kata undang-undang.
Undang merupakan kata kerja, sedangkan undang-undang merupakan kata benda. Kedua kata itu termasuk dalam kelas kata yang berbeda sehingga tidak bisa dikatakan bahwa undang-undang adalah hasil reduplikasi dari undang (lihat ciri nomor 4). Selain itu,undang dan undang-undang memiliki makna yang tidak berhubungan.

Pengertian dan Jenis-Jenis Reduplikasi

     Ada beberapa pengertian reduplikasi atau kata ulang menurut para ahli pakar kebahasaan ,yaitu:
  1. Pengulangan kata adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar,baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. (Soedjito,1995:109)
  2. Proses  pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. (Ramlan, 1985: 57)
  3. Proses pengulangan merupakan pristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. (Muslich,1996: 48)
  4. Proses reduplikasi yaitu pengulangan satuan gramatikal, baik seluruh maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengelulangan disebut kata ulang, satuan yang diulang merupkan bentuk dasar. (Solichi, 1996: 9)
Jadi, kata ulang ialah kata hasil pengulangan bentuk dasar baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. 

Kata yang terbentuk dari hasil proses pengulangan dikenal dengan nama kata ulang. Chaer (2006:286) membagi kata ulang berdasarkan hasil pengulangannya, yaitu:

1.      Kata ulang utuh atau murni

Kata ulang utuh atau murni merupakan kata ulang yang bagian perulangannya sama dengan kata dasar yang diulangnya. Dengan kata lain, kata ulang utuh atau murni terjadi apabila sebuah bentuk dasar mengalami pengulangan seutuhnya. Kata ulang utuh di bagi menjadi dua,yaitu:

a.     Kata yang diulang berupa kata dasar.
·         Jalan menjadi jalan-jalan;
·         Ciri menjadi ciri-ciri;
·         Muda menjadi muda-muda.

b.      Kata yang diulang berupa kata berimbuhan.
·         Perumahan menjadi perumahan-perumahan;
·         Perkebunan menjadi perkebunan-perkebunan;
·         Kebaikan menjadi kebaikan-kebaikan.

2.           Kata ulang berubah bunyi
Kata ulang berubah bunyi merupakan kata ulang yang bagian perulangannya mengalami perubahan bunyi, baik itu perubahan bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Kata ulang jenis ini terjadi apabila ada pengulangan pada seluruh bentuk dasar, namun terjadi perubahan bunyi.

Kata ulang berubah bunyi yang mengalami perubahan bunyi vokal:
·         bolak-balik,;
·         gerak-gerik;
·         kelap-kelip;

Kata ulang berubah bunyi yang mengalami perubahan bunyi konsonan
·         sayur-mayur;
·         lauk-pauk;
·         ramah tamah.

3.      Kata ulang sebagian
Kata ulang sebagian merupakan pengulangan yang dilakukan atas suku kata pertama dari sebuah kata. Dalam pengulangan jenis ini, vokal suku kata pertama diganti dengan vokal e.
Contoh :
·         Laki menjadi lelaki,
·         Luhur menjadi leluhur,
·         Pohon manjadi pepohonan
·         Dan saji menjadi sesaji.

4.      Kata ulang berimbuhan
Kata ulang berimbuhan merupakan bentuk pengulangan yang disertai dengan pemberian imbuhan. Chaer (2006:287) membagi kata ulang berimbuhan berdasarkan proses pembentukannya menjadi tiga, yaitu
(1) Sebuah kata dasar mula-mula di beri imbuhan kemudian baru diulang, umpamanya kata aturan-aturan;
(2) Sebuah kata dasar mula-mula diulang kemudian baru diberi imbuhan, misalnya kata lari yang mula-mula diulang sehingga menjadi lari-lari kemudian diberi awalan ber- sehingga menjadi berlari-lari;
(3) sebuah kata diulang sekaligus diberi imbuhan, umpamanya kata meter yang sekaligus diulang dan diberi awalan ber- sehingga menjadi bentuk bermeter-meter.  

5.      Kata Ulang sebagian
Kata ulang sebagaian adalah kata ulang yang di bentuk dari pengulangan sebagian daru bentuk dasar.
Contoh:
·         Berdesakan menjadi berdesak-desakan
·         Berjalan menjadi berrjalan-jalan
·         Menulis menjadi menulis-nulis
·         Tumbuhan menjadi tumbuh-tumbuhan

6.      Kata ulang semu
Kata ulang seemu adalah kata ualang yang menurut bentuknya  tergolong kata ulang, tetapi sebenarnya bukan kata ualang sebab tidak ada dasar ulang.
Contoh :
·         Kupu-kupu
·         Kura-kura
·         Paru-paru
·         Gado-gado